JAMBI - Kapolda Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo menyebutkan, terjadinya konflik harimau Sumatera dengan manusia lantaran kawasan hutan yang menjadi habitatnya terganggu, dan menyempit akibat dialihfungsikan oleh manusia. Akibatnya, harimau kerap masuk masuk ke dekat perkampungan warga.
"Rumahnya ini makin menyempit, banyak dijarah manusia untuk dijadikan lahan perkebunan, ” kata Kapolda A Rachmad Wibowo saat melihat kondisi seekor harimau Sumatera di tempat Penyelamatan Satwa BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Jambi di kawasan Mendalo, Kabupaten Muarojambi, Rabu (27/4).
Harimau dewasa yang dilihat kapolda diduga merupakan harimau yang sering menyatroni permukiman warga Desa Nalo Gedang, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin beberapa pekan terakhir. Harimau tersebut masuk perangkap Tim BKSDA, dan kemudian dibawa ke kandang perawatan TPS BKSD di Muarojambi.
Kapolda menegaskan, harimau dengan panjang sekitar dua meter tersebut harus diselamatkan. Setelah mendapat perwatan di TPS BKSDA, dia berharap sang harimau secepatanya dilepasliaskan kembali ke daerah habitatnya di kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat.
“Harimau ini harus tetap hidup. Setelah menjalani perawatan hendaknya segera dikembalikan ke habitatnya, ” ujar A Rachmad Wibowo kepada awak media di Jambi, Rabu.
Kepala BKSDA Jambi Rahmad Saleh mengamini, harimau Sumatera dimaksud akan segera dilepasliarkan sehabis Lebaran ke kawasan Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Jambi.
Dia menyebutkan, untuk efektivitas dan keamanan, pelepasliaran harimau direncakan menggunakan pesawat helikopter ke kawasan TNKS.(UTI)